Bayu Panji Aji, ST., M.Si
PENDAHULUAN
Pembangunan
pada hakikatnya ialah mengubah keseimbangan baru, yang dianggap lebih baik
untuk kehidupan manusia dan merupakan suatu proses multi dimensi yang
melibatkan segala sumber daya yang ada dalam rangka usaha meningkatkan kualitas
hidup manusia dan masyarakat, yang dilakukan secara berkelanjutan serta
berlandaskan kemampuan yang mengacu pada ilmu pengetahuan dan teknologi, namun
tetap memperhatikan permasalahan yang ada serta sistem pembangunan yang tetap
memperhatikan lingkungan hidup termasuk sumber daya alam yang menjadi sarana
untuk mencapai keberhasilan pembangunan dan jaminan bagi kesejahteraan hidup di
masa depan
Berbagai
macam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
antara lain dengan melakukan pembangunan sarana dan prasarana fisik, di samping
meningkatkan sumber daya manusia. Jalan merupakan sarana yang berfungsi
sebagai prasarana untuk memindahkan/transportasi orang maupun barang. Dalam
dimensi yang lebih luas, jaringan jalan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pengembangan wilayah baik wilayah nasional, regional, maupun
kabupaten/kota sesuai dengan fungsi dari jaringan jalan tersebut. Jaringan
jalan merupakan urat nadi untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan stabilitas nasional, serta upaya
pemerataan dan penyebaran pembangunan. Dengan meningkatnya sarana dan prasarana
maka dengan sendirinya masyarakat akan makin mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
Walaupun
demikian saat ini jalan-jalan raya yang ada di provinsi Bengkulu banyak yang
rusak parah. Hal ini disebabkan oleh ulah manusia yang membuat jalan-jalan raya
tidak dapat bertahan lama. Salah satu yang menyebabkan kerusakan jalan raya
yang ada di propinsi Bengkulu pertambangan batu bara.
Penambangan
batubara sebenarnya merupakan kegiatan penambangan yang dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan penunjang pembangunan yang ada di
daerah. Batu bara merupakan salah satu bahan bakar fosil yang banyak digunakan
sebagai bahan bakar industri. Penambangan batubara sebenarnya tidak berdampak
langsung terhadap jalan raya, akan tetapi dengan muatan yang sangat berlebihan
dari tiap truk yang membawa batubara membuat jalan di propinsi Bengkulu yang
dilalui truk batubara rusak parah.
Hal
ini jika tidak ditindaklanjuti dan diperhatikan secara serius maka akan membuat
jalan yang ada di Propinsi Bengkulu semakin parah dan mengganggu kenyamanan
pengguna jalan raya yang lainnya.
Ø TUJUAN
Tulisan
ini bertujuan untuk mengetahui tentang kondisi jalan yang ada di propinsi
Bengkulu, juga bertujuan untuk menganalisa apa saja faktor yang menyebabkan
kondisi jalan rusak di Propinsi Bengkulu, serta mengetahui seberapa besar
dampak truk penambangan batubara sebagai alat pengangkutan batubara terhadap
kondisi jalan yang ada di Propinsi Bengkulu.
Ø MANFAAT
Dapat
memberikan data tentang kerusakan jalan raya yang ada di Propinsi Bengkulu,
dapat mengetahui seberapa besar dampak penambangan batubara terhadap kerusakan
jalan raya di Propinsi Bengkulu serta dapat meningkatkan keilmuan penulis
tentang dampak dari penambangan terhadap kondisi jalan raya.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
BATU BARA
Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan
sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah
sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batubara
adalah batuan yang berasal dari tumbuhan yang mati dan tertimbun endapan
lumpur, pasir dan lempung selama berjuta-juta tahun lamanya. Adanya tekanan
lapisan tanah bersuhu tinggi serta terjadinya gerak tektonik mengakibatkan
terjadinya pembakaran atau oksidasi yang mengubah zat kayu pada bangkai
tumbuh-tumbuhan menjadi batuan yang mudah terbakar yang bernama batubara.
Batu bara
juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
·
Umur Batu Bara
Pembentukan batu bara memerlukan
kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang
sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl),
adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh
deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian
utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga
terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian
selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 -
13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
Materi Pembentuk Batubara
Hampir
seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan
pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
ü
Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel
tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
ü
Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon
Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda
ini.
ü
Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas.
Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara.
Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim
hangat.
ü
Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian
hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah,
semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae
seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian
seperti di Australia, India dan Afrika.
ü
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini.
Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu
bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang
dapat terawetkan.
ü
·
Penambangan Batubara
Di
Indonesia terdapat tambang besar batubara seperti tambang umbilin di sawahlunto
sumatera barat dan tambang bukit asam di sumatra selatan. Beberapa macam /
jenis metoda penambangan batubara :
ü
Penambangan Terbuka.
Melakukan
kegiatan menambang batubara tanpa melakukan penggalian berat karena karena
letak batubara yang dekat dengan permukaan bumi.
ü
Penambangan Dalam.
Untuk
menambang batubara dengan teknik tersebut harus dibuat terowongan yang tegak
hingga mencapai lapisan batubara. Selanjutnya dibuat terowongan datar untuk
melakukan penambangan.
ü
Penambangan Jauh.
Pertambangan
ini dilakukan ketika area batubara berada di bawah bukit di mana dibuat
terowongan miring hingga mencapai lapisan batu bara.
ü
Penambangan Di Atas Permukaan
Jenis
kegiatan menambang batubara ini dilakukan jika batubara yang diincar berada
pada perut bukit, yang di mana perlu terowongan datar untuk dapat mulai
menambang batubara tersebut.
·
Tahapan Penambangan Batubara
Tahapan kegiatan penambangan batubara yang diterapkan
untuk tambang terbuka adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan
Kegiatan ini
merupakan kegiatan tambahan dalam tahap penambangan. Kegiatan ini bertujuan
mendukung kelancaran kegiatan penambangan. Pada tahap ini akan dibangun jalan
tambang (acces road), stockpile, dll.
2.
Pembersihan lahan (land
clearing)
Kegiatan yang
dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang mulai dari semak
belukar hingga pepohonan yang berukuran besar. Alat yang biasa digunakan adalah
buldozer ripper dan dengan menggunakan bantuan mesin potong chainsaw untuk
menebang pohon dengan diameter lebih besar dari 30 cm.
3.
Pengupasan Tanah Pucuk (top
soil)
Maksud pemindahan
tanah pucuk adalah untuk menyelamatkan tanah tersebut agar tidak rusak sehingga
masih mempunyai unsur tanah yang masih asli, sehingga tanah pucuk ini dapat
diguanakan dan ditanami kembali untuk kegiatan reklamasi. Tanah pucuk yang
dikupas tersebut akan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara atau langsung
di pindahkan ke timbunan. Hal tersebut bergantung pada perencanaan dari
perusahaan.
4.
Pengupasan Tanah Penutup
(stripping overburden)
Bila material tanah
penutup merupakan material lunak (soft rock) maka tanah penutup tersebut akan
dilakukan penggalian bebas. Namun bila materialnya merupakan material kuat, maka
terlebih dahulu dilakukan pembongkaran dengan peledakan (blasting) kemudian
dilakukan kegiatan penggalian. Peledakan yang akan dilakukan perlu dirancang
sedemikian rupa hingga sesuai dengan produksi yang diinginkan.
·
Kelas Dan Jenis Batu Bara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya
yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam
lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
ü
Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C)
dengan kadar air kurang dari 8%.
ü
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari
beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
ü Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak
air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan
dengan bituminus.
ü Lignit atau batu bara coklat adalah batu
bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
ü Gambut, berpori dan memiliki kadar air
di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
· Pembentukan Batu Bara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi
gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification).
Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
ü Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit
terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar
air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses
pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
ü Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan
akhirnya antrasit.
B.
JALAN RAYA
Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan
dengan kawasan yang lain. Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri : Digunakan
untuk kendaraan bermotor, Digunakan oleh masyarakat umum, Dibiayai oleh
perusahaan Negara, Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan.
·
Pembangunan Jalan Raya
Pada dasarnya pembangunan
jalan raya adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi pelbagai
rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan
jembatan dan terowong, bahkan juag pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin
melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan
digunakan untuk proses ini.
Muka bumi harus diuji
untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika
perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan
tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas
lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan
permukaan. Biasanya lapisan
permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran air merupakan
salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan raya. Air
yang berkumpul di permukaan jalan raya setelah hujan tidak hanya membahayakan
pengguna jalan raya, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan raya.
Karena itu permukaan jalan raya sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya
mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian,
air hujan akan mengalir kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor
dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di
permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni
sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan
jalan raya. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.
·
Perekonomian Jalan Raya
Jalan
raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang
untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya
jalan raya, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari
suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan
raya juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya.
·
Sejarah Konstruksi Membangun Jalan
Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk
membangun jalan raya. Di Eropa Utara yang repot dengan tanah basah yang
berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang
diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk
melalui rintangan tersebut.
Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar
kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai
Indus, sudah
membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna (bahan aspal) agar tetap
kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke
3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung air berbahan batu
bata bertambalkan aspal.
Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan
empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan
berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian disusul lapisan kerikil
dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu
api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut
termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII
atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.
Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834)
membuat rancangan jalan raya, di mana batu besar pipih diletakan menghadap ke
atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford. Konstruksi
ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya karena
harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang bermutu baik
dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.
Oleh sebab itu ada konstruksi berikutnya oleh John Loudon
Mc Adam (1756-1836). Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam
itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan
tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan
Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu
dan saling mengunci sebagai satu kesatuan.
Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan
sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok
aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan di Champ-Elysess, Paris, Perancis. Jalan aspal yang bersipat lebih
plastis atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai
pengikat yang lebih tahan air.
Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865. Sekarang banyak jalan tol
dengan konstruksi beton (tebal minimum 29
cm) dan tahan hingga lebih dari 50 tahun serta sangat kuat sekali memikul beban
besar.
Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia University, New York. Pada tahun 1872, ia sukses
merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan Pennsylvania
Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.
Pada saat ini sedikitnya 90 % jalan utama di perkotaan
selalu menggunakan bahan aspal.
·
Klasifikasi Jalan
ü Klasifikasi menurut fungsi jalan terbagi atas:
1)
Jalan Arteri
Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara efisien
2)
Jalan Kolektor
Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan
ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan
masuk dibatasi
3) Jalan Lokal
Jalan
yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi
ü Klasifikasi menurut kelas jalan yaitu sebagai berikut :
1)
Klasifikasi menurut kelas jalan
berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas, dinyatakan
dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam satuan ton.
2)
Klasifikasi menurut kelas jalan
dan ketentuannya serta kaitannya dengan kasifikasi menurut fungsi jalan dapat
dilihat dalam Tabel 11.1 (Pasal 11, PP. No.43/1993).
Fungsi
|
Kelas
|
Muatan
Sumbu Terberat
MST (ton)
|
Arteri
|
I
II
III A
|
>10
10
8
|
Kolektor
|
III A
III B
|
8
|
|
|
|
ü Klasifikasi menurut medan jalan yaitu sebagai berikut :
1)
Medan jalan diklasifikasikan
berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan
yang diukur tegak lurus garis kontur.
2)
Klasifikasi menurut medan jalan
untuk perencanaan geometrik dapat dilihat dalam
Tabel 11.2.
No.
|
Jenis
Medan
|
Notasi
|
Kemiringan
Medan
(%)
|
1.
|
Datar
|
D
|
<3
|
2.
|
Perbukitan
|
B
|
3 - 25
|
3.
|
Pegunungan
|
G
|
> 25
|
ü Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan
Klasifikasi
jalan menurut wewenang pembinaannya sesuai PP. No.26/1985 adalah jalan
Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya, Jalan Desa, dan Jalan
Khusus.
C.
KONDISI JALAN DI PROPINSI BENGKULU
Bengkulu (bahasa Belanda:
Benkoelen atau Bengkulen, bahasa Inggris:
Bencoolen, bahasa Malaysia:
Bangkahulu) bagian barat daya pulau Sumatera adalah sebuah provinsi yang
terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Sumatera Barat,
di sebelah timur dengan Jambi dan Sumatera Selatan, sedangkan di sebelah selatan dengan Lampung.
Saat ini,
sekitar 61 persen jalan provinsi di Bengkulu dalam kondisi rusak ringan, sedang
dan rusak berat. Jalan provinsi yang rusak ini tersebar di 10 kabupaten/kota di
daerah ini. Kondisi jalan yang rusak ini disebabkan banyak factor ada yang
berasal dari factor alam ada juga dari ulah manusia.
Kerusakan
jalan yang bersal dari kerusakan alam dapat dilihat yaitu kerusakan yang
diakibatkan habisnya badan jalan di sekitar jalan pantai akibat abrasi air laut
selain itu juga adanya longsor pada tanah atau jalanyang ada di daerah
pegunungan seperti yang terjadi di jalan penghubung Kabupaten Bengkulu Tengah
dengan Kabupaten Kepahiang serta jalan antara Kabupaten Rejang Lebong dengan
Kota Linggau (Propinsi Sumatra Selatan).
Sedangkan
jalan yang rusak karena ulah manusia diantaranya salah satunya diakibatkan banyaknya truk pengangkutan yang melintasi
jalan di Propinsi Bengkulu dengan muatan yang melebihi ambang klasifikasi jalan
yang ada.
PEMBAHASAN
A. ANGKUTAN BATU BARA RUSAK 50 PERSEN JALAN BENGKULU
Kendaraan
angkutan tambang batu bara yang melintasi jalan negara dan jalan provinsi di
Bengkulu mengakibatkan 50 persen jalan di Bengkulu saat ini rusak parah. Saat
ini jalan negara yang ada di Provinsi Bengkulu sepanjang 736,44 kilometer,
sedangkan jalan milik provinsi sepanjang 1.530,60 kilometer.
Hingga
saat ini pemerintah Propinsi Bengkulu tidak memiliki kemampuan untuk
menertibkan atau menindak kendaraan angkutan tambang karena belum adanya aturan
yang mengikat perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap kerusakan jalan sejak
awal perusahaan-perusahaan tambang itu beroperasi.
Selain
itu hal ini semakin diperparah dengan jembatan timbang tidak lagi berfungsi
dengan baik. Jembatan timbang itu letaknya berdekatan dengan pelabuhan yang
hanya beberapa kilometer dari tujuan akhir angkutan batu bara tersebut. Padahal
berdasarkan Keputusan Menhub No. 13 tahun 2001 tersebut, proses penimbangan
kendaraan dilakukan dengan cara kendaraan masuk komplek jembatan timbang
melalui jalur masuk. Kendaran berhenti di atas platform untuk ditimbang.
Sebenarnya
Pada saat Petugas timbang mengaktifkan timbangan untuk dilihat berat kendaraan.
Untuk jembatan timbang modern, petugas kemudian memasukkan data JBB/JBKB
kendaraan, dan komputer menghitung secara otomatis.” Kalau hasilnya bahwa
terjadi kelebihan muatan, maka sopir/kenek kemudian hanya membayar denda sesuai
dengan kelebihan muatan. Dan muatan harus diturunkan di tempat tersebut,
disesuaikan dengan aturan.
Kondisi
jalan di Bengkulu saat ini rata-rata jalan kelas III, dengan kapasitas angkut
8-12 ton. Sedangkan angkutan batubara rata-rata bermuatan hingga 40 ton, yang
setiap harinya beroperasi hingga ratusan unit.
Bobot
angkutan batu bara yang rata-rata di atas 15 ton itu, bila siang hari para
sopir truk itu tetap lewat jalan Kembangseri, Air sebakul langsung pelabuhan
Pulau baai, namun jalan provinsi itu sekarang kondisinya lebih parah. Meskipun
beberapa kali Pemerintah Kota melarang ratusan truk pengangkut batu bara
melintasi jalan dalam wilayah kota, tapi para sopir tetap nekat mengambil jalan
dalam kota dengan alasan memperpendek jarak tempuh menuju Pelabuhan Pulau Baai.
B.
DAMPAK PENGANGKUTAN BATU BARA DI PROPINSI BENGKULU
Pengangkutan
batu bara oleh truk pengangkut batu bara banyak mengakibatkan kerugian baik itu
dari segi sosial ekonomi masayarakat yang ada di Propinsi Bengkulu.
Beberapa dampak-dampak yang
diakibatkan oleh pengangkutan batu bara di propinsi Bengkulu yaitu sebagai
berikut :
a.
Kondisi jalan yang rusak akibat
muatan yang lebih dan tidak sesuai dengan klasifikasi jalan yang ada di
Propinsi Bengkulu.
b.
Kerugian financial dengan harus
mengeluarkan dana yang besar untuk memperbaiki kondisi jalan yang rusak. Bahkan
Pemkot Kota Bengkulu menganggarkan sekitar Rp19,8 Miliar Perbaiki Jalan.
c.
Banyaknya terjadi kecelakaan
lalu lintas pada saat pengendara yang mengelak adanya lobang akibat jalan yang
berlubang.
d.
Adanya pondasi rumah warga yang
turun beberapa meter angkutan truk batu bara melebihi kapasitas.
e.
Poros jalan yang melewati Kompi
batalyon yang ada di lingkungan Kota Bengkulu kondisnya saat ini seperti jalan
pedesaaan sebagian besar aspalnya sudah hilang dan timbul tanah merah dan
belombang besar-besar, sehingga acapkali pengguna jalan terperosok dan jatuh.
f.
Adanya jalan bendungan Danau
Dendam Tak Sudah yang merupakan satu-satunya danau dalam Kota Bengkulu dan juga
salah satu daerah wisata, sekarang terancam putus akibat dilewati angkutan batu
bara.
C.
SOLUSI PENANGANAN DAMPAK PENGANGKUTAN BATU BARA DI PROPINSI BENGKULU
Dalam
menghadapi permasalahan ini memang sangat diperlukan peran serta baik dari pemerintah,
pihak perusahaan penambang, serta masyarakat sebagai pengguna jalan yang ada di
Propinsi Bengkulu. Untuk menghadapi permasalahan ini ada beberapa langkah yang
bias diambil dalam mengurangi dampak yang lebih buruk lagi dari pengangkutan
batubara bagi jalan di Propinsi Bengkulu yaitu ;
a.
Lebih mengoptimalkan fungsi
jembatan timbangan dari awal mulai pengangkutan hingga ke pelabuhan.
b.
Menyediakan jalan atau rute
khusus yang wajib dilewati oleh truk pengangkutan batubara di Propinsi Bengkulu
seperti tertuang dalam berdasarkan SK Gubernur Bengkulu nomor Y.31.XV Tahun
2008 tanggal 30 Januari 2008 tentang Penetapan Lintasn Angkutan Batubara dan
Angkutan Barang Umum Linnya di Wilayah Kota Bengkulu.
c.
Pembangunan Pelabuhan Batu Bara
yang jaraknya lebih dekat dengan daerah tambang batubara sehingga jalan yang
dilewati truk pengangkutan tidak jauh dan mengurangi kerusakan jalan tersebut.
d.
Pemberian saknsi yang jelas dan
tegas dari pihak yang berwenang karena telah dijelaskan dalam Undang-undang
tentang jalan (No.38 Tahun 2004) pasal 1 (5) menyatakan, “Jalan umum adalah
jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum”, dengan penjelasan pasal cukup
jelas. dan berdasarkan pasal 63 (1)
bahwa apabila dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya
fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan dapatdipidana penjara paling lama 18
(delapan belas) bulan atau dendan paling banyak Rp. 1.500.000.000,00 (satu
miliar lima ratus juta rupiah). Jadi Penggunaan jalan negara untuk kepentingan
truk tambang tentu tidak sesuai dengan peruntukan penyelenggaraan jalan, yang
mana dapat dikategorikan sebagai kebijakan yang mengakibatkan terganggunya
fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan
KESIMPULAN
Ø KESIMPULAN
Beberapa
kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu sebagai berikut :
b.
Penambangan batubara sebenarnya
merupakan kegiatan penambangan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan penunjang pembangunan.
c.
Jalan merupakan sarana yang berfungsi
sebagai prasarana untuk memindahkan/ transportasi orang maupun barang
d.
Sekitar 61 persen jalan
provinsi di Bengkulu dalam kondisi rusak ringan, sedang dan rusak berat dimana
50 % dari jalan rusak tersebut diakibatkan oleh pengangkutan bahan tambang
batubara yang melebihi tonase atau muatan.
e.
Kondisi jalan di Bengkulu saat
ini rata-rata jalan kelas III, dengan kapasitas angkut 8-12 ton. Sedangkan
angkutan batubara yang melintas rata-rata bermuatan hingga 40 ton.
f.
Pengangkutan batu bara oleh
truk pengangkut batu bara banyak mengakibatkan kerugian baik itu dari segi
sosial ekonomi masayarakat yang ada di Propinsi Bengkulu.
Ø SARAN
a.
Diperlukan peran serta baik
dari pemerintah, pihak perusahaan penambang, serta masyarakat dalam menghadapi
permasalahan pengangkutan batubara.
b.
Perlunya pembangunan Pelabuhan
Batu Bara yang jaraknya lebih dekat dengan daerah tambang.
c.
Pemberian saknsi yang jelas dan
tegas dari pemerintah baik bagi perusahan maupun suppir yang nakal.
d.
Mengoptimalkan jembatan
timbang.
e.
Menetapkan rute jalan yang
jelas bagi truk pengangkutan batubara.
DAFTAR PUSTAKA
-
Charles V. Nielsen and George F. Richardson. 1982 Keystone Coal
Industry Manual (1982)
-
Daniel Burns. The modern practice of coal mining (1907).
-
Era Baru
News. 2011. Angkutan Batubara Rusak Jalan
Kota Bengkulu. http://erabaru.net/. Diakses Senin, 04 April 2011.
-
Hamilton, Michael S. Mining Environmental Policy: Comparing Indonesia
and the USA).
-
Harri Pratama Aditya.
2009. Protes
Jalan Rusak, Warga Bengkulu Blokir Truk Batu Bara. http://www.tempointeraktif.com. 28 Juli 2009
-
Hayes, Geoffrey. Coal Mining (2004), 32 pp
-
Hughes. Herbert W, A Text-Book of Mining: For the use of colliery
managers and others London, many editions 1892-1917), the standard British
textbook for its era.
-
James Tonge. The principles and practice of coal mining (1906).
- National Energy Information Center, Greenhouse Gases, Climate Change, Energy, http://www.eia.doe.gov, 16
Oktober 2007
- Redaksi.
2011. Batu Bara Sumbang Limbah dan Kerusakan Jalan
di Kota. http://bengkuluekspress.com. 28 April 2011
- Redaksi. 2011. Pengusaha Tambang Diminta Buat
Pelabuhan Batubara. http://bengkuluekspress.com. 4 April 2011.
-
Saleem H. Ali. Minding our Minerals, 2006.
-
The Department of Trade and Industry, The Coal Authority, http://www.coal.gov.uk, diakses pada 16 Oktober 2007
-
Metro news. 2010. Wagub Bengkulu Minta Izin Angkut Batu Bara Diperketat.
http://bengkulu-online.com. 2011.
dampak pertambangan terutama kerusakan yang diakibatkan oleh truk tambang batu bara dan mobil dump truck saya rasa tidak lebih banyak daripada manfaat yang didapatkan :)
BalasHapus